Yogyakarta, Metaberita.com - 7 Desember 2025. Para Pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir dan Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta resmi mengeluarkan maklumat penting terkait dinamika internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Maklumat tersebut disampaikan setelah melalui musyawarah para pengasuh pada 27 November 2025 di Krapyak.
Dalam maklumat yang ditandatangani oleh para pengasuh utama, mereka menyampaikan empat poin sikap sebagai respon atas perkembangan terakhir di tubuh PBNU.
1. Ajak Warga NU Tetap Mengikuti Arahan Kiai Sepuh
Para pengasuh menegaskan pentingnya seluruh pihak untuk beriltizam pada bimbingan para kiai sepuh. Mereka yang memiliki otoritas keilmuan dan kedekatan ruhani dianggap sebagai rujukan utama dalam menjaga tradisi jam’iyyah Nahdlatul Ulama.
2. Dukung Kepemimpinan PBNU Dwi Tunggal
Pengasuh Pesantren Krapyak menyampaikan dukungan penuh terhadap keberlangsungan kepemimpinan PBNU di bawah KH. Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan KH. Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum hingga pelaksanaan Muktamar mendatang. Mereka menegaskan bahwa kepemimpinan tersebut harus dijalankan secara sah dan konstitusional.
3. Serukan Penyelesaian Persoalan Secara Bijaksana
Dalam maklumat tersebut, para pengasuh mengimbau seluruh pihak agar menyelesaikan berbagai persoalan organisasi melalui mekanisme yang benar, termasuk melalui musyawarah. Langkah ini dianggap penting untuk menghindari konflik terbuka yang dapat mencederai persaudaraan sesama nahdliyin.
4. Ajak Warga NU Menjaga Ketenangan dan Stabilitas Organisasi
Para pengasuh juga mengajak seluruh warga Nahdliyin untuk tetap tenang dan memperbanyak taqarrub kepada Allah SWT. Mereka berharap agar PBNU segera menemukan jalan keluar terbaik bagi kemaslahatan jam’iyyah dan jama’ah.
Maklumat tersebut ditutup dengan harapan agar Allah memberikan taufik dan pertolongan dalam menjaga keutuhan organisasi. Dokumen itu ditandatangani oleh sejumlah pengasuh terkemuka Pondok Pesantren Al-Munawwir dan Yayasan Ali Maksum, di antaranya KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir Munawwir, KH. Najib Ali Maksum, KH. Luthfi Bashori Busryo, dan para kiai lainnya.
